Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Sikancil Dan Seekor Musang yang Licik

 Cerita Si Kancil Dan Musang Yang Licik - Suatu hari, si kancil sedang berjalan-jalan di pinggir sungai tempat tinggal para buaya. Tidak seperti biasnya, ia menyusuri sungai yang ada di pinggir hutan tersebut. Karena baru kemarin si kancil dan para buaya bertemu.  Kemudian, ia dikejutkan dengan kemunculan seekor musang yang tiba-tiba hadir di hadapannya. Si kancil yang sedang berjalan kaget bukan kepalang. "Hai cil, mau kemana kamu?" tanya si musang secara tiba-tiba turun dari ranting pohon tepat di hadapan si kancil. Si kancil yang sedang berjalan sambil melamun sangat kaget dengan kemunculan si musang. "Duh musang, ngagetin aku saja! Bisa ga sih datang tidak bikin aku kaget?" kata si kancil dengan nada kesal saking kagetnya. "He...he...he...maaf cil, soalnya aku buru-buru ingin mengabarkan dari majikanku si harimau bahwa kamu sedang di incar oleh para pemburu" kata si musang. "Loh, bukannya kamu yang sering di cari-cari para peternak. Kan ka

Kisah Kancil dan Monyet

Pada suatu pagi yang cerah dan indah, si kancil adalah yang terkenal hewan yang sangat cerdik dan pintar sedang berjalan melewati hutan yang hijau. Kancil kala itu berjalan dengan muka ditegakkan. Namun tiba-tiba, ada sesuatu yang membuat kancil berhenti berjalan. Kancil itu merasa perutnya sakit dan terdengar bunyi "kriuuuk klukkkk klukkkk" Wahhh....Ternyata Kancil lupa belum makan pagi, sehingga perutnya kelaparan. "aduuuh duhhh, lapar sekali aku? saya sedang malas mencari makanan, kemana? aduh kemana saya harus mencari???oh itu rumah monyet!!!!" segera kancil berjalan menuju rumah monyet dengan harapan ada makanan dirumah monyet. Dirumah sang monyet, terbaringlah si monyet yang sedang sakit gigi karena monyet lupa membersihkan gigi setelah makan malam. Di meja makan, terdapat tiga buah pisang matang berwarna kuning, Terdengar suara pintu diketuk-ketuk  "monyetttttt...monyet....bangun monyet!!!" ternyata suara si kancil dari luar rumah "iya...si

Si Kancil dan Petani

Pagi yang sangat cerah. Matahari bersinar dengan indah. Pak Tani bersiap-siap pergi ke ladang dengan sangat gembira dengan memanggul pacul. ‘’Aku akan pergi ke ladang untuk memeriksa kebun timunku, mungkin saja besok sudah bisa dipanen.’’ Sesampainya di kebun timun Pak Tani sangat terkejut. Buah timun di kebunnya banyak yang rusak. ‘’Aduh siapa yang berani merusak buah timunku ini. Mengapa harus dirusak? Aku bukan petani yang pelit, jika ada orang yang mau timunku ambil saja. Tapi tidak untuk dirusak’’ Fabel Cerita Rakyat si kancil sedang asik menyantap mentimun Fabel Cerita Rakyat si kancil sedang asik menyantap mentimun Dengan hati muram Pak Tani pulang ke rumah. Ia menduga-duga hewan apakah yang suka makan mentimun. ‘’Pasti hewan yang merusak dan mencuri kebun mentimun ku adalah si Kancil’’. Gumam Pak Tani. Pak Tani mencari akal untuk menjebak si Kancil. Pak Tani akhirnya berhasil mencari akal untuk menjebak si Kancil dengan membuat orang-orangan

Kisah si Kancil dan Pemburu

Pada suatu pagi yang cerah kancil sedang asik bermain dengan kelinci. “Kelinci ayo lempar bolanya kepadaku” pinta kancil. “ Oke Cil, siap ya. Tangkap!!” seru kelinci. Dengan girangnya kancil dan kelinci bermain di padang rumput, sampai tiba-tiba terdengar suara .” Doorrrrr!!!!”. Kancil dan kelinci kaget mendengar suara yang asing itu.” Apa itu Cil?” Tanya Kelinci. “Entahlah Kelinci, aku juga tidak tahu suara apa itu tadi. Mari kita lihat” ajak kancil. “Ayo Cil, aku juga penasaran suara keras apa itu tadi” jawab kelinci. Mereka berdua pun pergi untuk mencari dimana dan apa suara keras yang mengagetkan mereka . Tidak selang berapa lama merekapun terperanjat setelah melihat ada seekor ruga yang tergeletak dibawah pohon dengan darah yang mengalir dari kaki rusa itu. “Astaga, kenapa kau rusa?” Tanya kancil. “A..aku di…ditem…bak o..oleh pemm..pemburu.”jawab rusa dengan menggunakan sisa tenaganya sebelum akhirnya rusa pun pingsan. “Eh…rusa!! Rusa!!” teriak kelinci.” Tenanglah kelinci d

Kisah Kancil dan Kura-kura

Suatu hari Kura Kura dan Kancil berdebat tentang siapa yang lebih cepat. Mereka menyetujui jalur tertentu untuk bertanding dan mulailah mereka bertanding. Sang Kancil melesat dengan cepat dan setelah merasa jauh melampaui Kura Kura dia berhenti sejenak dibawah pohon untuk beristirahat sebelum memulai lagi perlombaannya. Sang Kancil terduduk dibawah pohon dan akhirnya tertidur. Dan Kura Kura berhasil melampauinya dan keluar sebagai juara. Sang Kancil terbangun dan mendapatkan dirinya kalah didalam perlombaan tersebut. Maksud dari cerita ini adalah mereka yang lambat, apabila konsisten, akan dapat memenangkan pertandingan. Sang Kancil sangat kecewa dengan kekalahannya lalu melakukan analisis penyebabnya. Dia sadar bahwa dia kalah karena terlampau percaya diri, kurang hati hati dan terlena. Kalau saja dia bisa lebih waspada maka tidaklah mungkin Kura Kura bisa mengalahkannya. Lalu ditantangnya lagi Kura Kura tersebut untuk melakukan lomba ulang yang disetujui oleh Kur

Pertemanan Si Kancil dan Tikus (Kancil dan Harimau)

Pada Suatu Hari, Seekor Tikus Yang Sedang Asik Bermain Di Tengah Hutan. Tikus Berkeliling Sambil Bernyanyi Dengan Riang. Namun, Karena Keasikkan Bermain, Ia Tidak Sadar Sudar Berjalan Terlalu Jauh Dari Rumahnya. Akhirnya, Tikus Menyadari, Ia Bermain Sangat Jauh Dari Rumahnya. Tikus Pun Langsung Memutuskan Untuk Pulang Kerumah. Namun, Karena Masuk Hutan Terlalu Jauh, Ia Pun Tersesat. Dongeng Cerita Kancil Dan Harimau Dongeng Cerita Kancil Dan Harimau Namun, Ketika Tikus Mencari Jalan Pulang. Bukannya Ia Menemukan Jalan. Malah Kesasar D Sarang Harimau Yang Sedang Tidur. Tikus Sangat Ketakutan Melihat Harimau Yang Tertidur Lelap. Ia Langsung Memutuskan Untuk Mencari Jalan Keluar. Namun, Karena Takut Dan Panik Ia Malah Lari Naik Ke Atas Hidung Si Harimau. Harimau Terbangun Dan Sangat Marah, Karena Waktu Istirahatnya Di Ganggu. Karena Sangat Marah , Harimau Itu Menangkap Tikus Malang Tersebut Dan Mencengkram Dengan Kukunya Yang Tajam. Pada Saat Bersamaan, Kancil

Dongeng Si Kancil dan Siput

Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”. Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya. Siput: “Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan in

Dongeng Si Kancil dan Tuan Buaya

Suatu hari, ada seekor kancil sedang duduk bersantai di bawah pohon. Ia ingin menghabiskan waktu siangnya dengan menikmati suasana hujan yang asri dan sejuk. Beberapa waktu kemudian, perutnya keroncongan. Ya, kancil yang konon katanya cerdik itu lapar. Ia sedang berpikir untuk mendapatkan mentimun yang letaknya berada di seberang sungai. Tiba-tiba terdengar suara kecipak keras dari dalam sungai. Ternyata itu adalah buaya. Kancil yang cerdik itu pun punya ide jitu untuk menghilangkan rasa laparnya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan cepat ke arah sungai untuk menghampiri buaya. “selamat siang buaya, apakah kau sudah makan?” Tanya kancil berpura-pura. Namun buaya itu tetap diam, nampaknya ia tertidur pulas sehingga tidak menjawab pertanyaan kancil. Si kancil pun mendekat. Kini jaraknya dengan buaya hanya satu meter saja “hai bbaya, aku punya banyak daging segar. Apakah kau sudah makan siang?” Tanya kancil dengan suara yang dikeraskan. Buaya itu tiba-tiba mengibaskan ekornya

Kisah Burung Kekekow

Di sebuah desa di Sulawesi Utara, tinggallah seorang ibu bersama dua anak gadisnya. Mereka benar-benar miskin, membeli makanan saja tak mampu. Sehari-hari, keluarga itu hanya menyantap buah-buahan yang tumbuh di hutan sekitar rumah mereka. Meski demikian, mereka hidup bahagia dan selalu bersyukur. Suatu masa, musim kemarau melanda desa mereka. Pohon-pohon yang ada di hutan mulai Iayu dan kering daunnya.    Pon di "Kak, kita sudah berjalan dari tadi, tapi kita belum menemukan satu buah pun," kata Si Bungsu. “Sabar Dik, mungkin jika kita berjalan Iebih ke dalam, kita akan me nemukannya,” jawab si Sulung. Dalam hatinya dia mulai khawatir. Perutnya mulai keroncongan. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk masuk terus ke dalam hutan. Mereka berusaha mencari buah-buahan, namun tak mendapatkan apa-apa. Karena kelelahan, mereka beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. Meskipun daunnya lebat, pohon itu tak berbuah. Angin berembus Sepoi-sepoi, kedua gadis itu mulai mengantuk d

Legenda Putri Duyung

"Nyam, ikan ini lezat sekali," kata si Sulung. Ibu tersenyum mendengar ucapan anaknya. Mereka sekeluarga memang jarang makan ikan. Sehari-hari, suaminya hanya menanam ubi dan jagung di ladang, itulah yang mereka makan. "Bu, boleh aku tambah ikannya lagi?" tanya si Tengah. "Boleh saja, Nak. Makanlah sampai kenyang," jawab Ibu sambil menyuapi si Bungsu. Sang Ayah diam saja. Ia tak menduga anak-anaknya begitu suka pada ikan hasil tangkapannya itu. Nanti ia akan pergi lagi ke laut, siapa tahu ia mendapat ikan lagi. "Bu, aku pergi dulu ya. Sisakan satu ekor ikan untuk makan siangku nanti. Sesudah ke ladang, aku akan ke laut sebentar. Siapa tahu aku bisa mendapatkan ikan," pamitnya pada ibu. Ibu mengangguk mengiyakan dan berangkatlah ayah ke ladang. Setelah Ayah pergi, Ibu membereskan rumah. Ia menyimpan sisa ikan dan nasi ke lemari makan. Ketiga anaknya asyik bermain. Mereka berkejar-kejaran dan berteriak-teriak dengan riang. Ibu itu tersenyum meli

Legenda Danau Batur

Tersebutlah sepasang suami istri yang hidup di Bali pada zaman dahulu. Keduanya telah lama berumah tangga, namun belum juga dikaruniai anak. Serasa tak putus-putusnya mereka berdoa dan meminta dikaruniai anak. Doa dan permintaan mereka akhirnya dikabulkan Sang Hyang Widi Wasa. Sang istri mengandung dan kemudian melahirkan seorang bayi lelaki. Bayi lelaki itu tumbuh sangat cepat. Ia sangat kuat nafsu makannya. Meski masih bayi, nafsu makannya telah setara dengan sepuluh orang dewasa. Seiring bergulirnya sang waktu, si bayi berubah menjadi kanak-kanak. Sangat besar tubuhnya dan kian meningkat kuat nafsu makannya. Ia pun diberi nama Kebo Iwa, paman kerbau makna namanya. Bertambah hari bertambah besar tubuh Kebo Iwa. Bertambah kuat pula nafsu makannya. Sehari kebutuhan makannya sama dengan kebutuhan makan seratus orang dewasa. Kedua orangtuanya benar-benar kewalahan memenuhi hasrat makan Kebo Iwa. Kebo Iwa terkenal pemarah. Kemarahannya mudah meledak, terutama jika ia tidak mendapatkan

Legenda Surabaya

Dahulu kala, di lautan nan luas (tepatnya di Laut Jawa), hiduplah 2 hewan buas yang sama-sama "Hai Buaya, lama-lama aku bosan berkelahi denganmu." kata ikan hiu Sura. "Hmm, Aku juga, Sura. Lalu, apa yang mesti kita lakukan supaya perkelahian kita ini bisa berhenti?" tanya Buaya. Advertisement "Untuk mencegah terjadinya perkelahian lagi di antara kita, alangkah baiknya jika kita membagi daerah ini menjadi 2 daerah kekuasaan. Aku berkuasa di dalam air dan hanya bisa mencari mangsa di dalam air, sedang engkau barkuasa di daratan dan dengan begitu mangsamu harus pula yang ada di daratan. Lalu, sebagai batasnya, kita tentukan lebih dulu yaitu tanah yang dapat dicapai air laut pada saat pasang surut!" "Oke, aku setujui dengan gagasanmu itu, Sura!" kata Buaya sambil mengangguk. Dengan adanya perjanjian tersebut, untuk beberapa saat ikan hiu Sura dan buaya tak pernah berkelahi lagi. Keduanya sepakat untuk saling menghormati wilayah kekuasaannya masing-

Si Pahit Lidah dan Si Empat mata

 Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat Si Pahit Lidah Dan Si Mata Empat ~ Zaman dahulu, di daerah Banding Agung, Sumatera Selatan, hiduplah dua jawara yang gagah perkasa. Mereka sangat dikenal oleh masyarakat Banding Agung dan disegani lawan-lawannya. Kedua pendekar itu memiliki julukan si Pahit Lidah dan si Mata Empat. Suatu hari, si Pahit Lidah datang menemui si Mata Empat. Ia berkata, "Hai Mata Empat, kudengar kau sangat sakti. Tapi, kurasa kesaktianmu tidaklah sebanding denganku." Merasa diremehkan oleh si Pahit Lidah, si Mata Empat pun berkata, "Apa maksudmu? Kau pikir sehebat apa dirimu? Untuk membuktikan siapa yang paling sakti diantara kita, ayo kita adu kesaktian!" "Baiklah, aku terima tantanganmu. Masing-masing dari kita nanti harus menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Kemudian, bunga aren itu dipotong. Siapa yang bisa menghindar dari bunga aren tersebut, dialah yang menang," jelas si Pahit Lidah menantang. Akhirnya, mereka bersepakat m

Legenda Batu Menagis

Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari. Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi. Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat de

Legenda Banyuwangi

 Dahulu kala, di ujung timur pulau Jawa berdiri sebuah kerajaan besar. Kerajaan itu diperintah oleh seorang raja yang bijaksana. Raja memiliki seorang putera bernama Raden Banterang. Raden Banterang adalah seorang pemuda yang gagah berani.  Sayangnya, pangeran muda itu sering bertindak gegabah. Ia  sering bertindak tanpa  memikirkan lebih dahulu akibat perbuatannya. Pada suatu hari,  Raden Banterang pergi ke hutan untuk berburu. Ia mengejar seekor rusa jauh ke tengah hutan.  Tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis. Raden Banterang keheranan, mengapa  gadis cantik itu berjalan sendirian di tengah hutan? “Siapa kamu? Mengapa kamu ada di hutan ini?” “Namaku Surati. Ayahku raja kerajaan Klungkung. Ayahanda terbunuh dalam peperangan. Musuh mengejarku, untung aku berhasil lari dan bersembunyi di hutan ini,” kata gadis itu. Raut muka Surati menjadi sedih dan air matanya mengalir. “Entah bagaimana nasib ibu dan kakakku. Kami terpisah.” Raden Banterang iba mendengar cerita Surati. Ia kemud

Legenda Sangkuriang ( Asal Usul Tangkuban Perahu)

Zaman dahulu, disebuah kerajaan tinggal seorang puteri yang sangat cantik, Dayang Sumbi namanya. Karena kecantikanya, banyak raja dan pangeran yang ingin mempersuntingnya, sehingga mereka saling berperang memperebutkan dayang sumbi. Untuk menghindari peperangan dan mencegah jatuhnya banyak korban, dayang sumbi mengasingkan diri di hutan ditemani seekor anjing jantan yang bernama si Tumang. Pada suatu hari ketika dayang sumbi tengah menenun kain, tempat tenun yang dia gunakan terjatuh. Karena gubuknya berada di atas pohon, dayang sumbi malas untuk mengambilnya. Lalu secara tak sengaja terlontar sumpah dari mulutnya. Siapapun yang mengambilkan tempat tenun itu dan membawanya padanya, maka jika dia lelaki akan dijadikan suami, dan jika perempuan akan dijadikan saudara. Tak disangka, ternyata si tumang yang mengambilkanya. Maka dayang sumbi harus menepati sumpah yang telah diucapkanya. Karena malu, sang raja mengasingkan dayang sumbi di tengah hutan bersama si tomang.